Senin, 05 Oktober 2015

TEORI REVA RUBIN DALAM PENCAPAIAN PERAN SEORANG IBU


Teori ini membahas tentang pencapaian peran sebagai ibu, untuk mencapai peran ini seorang wanita memerlukan proses belajar melalui serangkaian aktivitas atau latihan. Dengan demikian, seorang wanita terutama calon ibu dapat mempelajari peran yang akan di alaminya kelak, sehingga ia mampu beradaptasi dengan keadaan-keadaan yang dialaminya seperti perubahan-perubahan psikologis dalam kehamilan hingga setelah persalinan.
              Menurut Reva Rubin, seorang wanita sejak hamil sudah memiliki harapan-harapan antara lain :
a.        Kesejahteraan ibu dan bayi
Seorang wanita hamil memiliki harapan salah satunya kesejahteraan ibu dan bayi bahwa ketika nanti mengalami persalinan bisa lancar dan selamat dalam persalinan untuk ibu dan bayi. Selain itu kehadiran seorang suami dan keluarga untuk mendukung kehamilan sangat berpengaruh untuk kesejahteraan ibu dan bayi pada kehamilan serta persalinan nanti.
Kesejahteraan ibu hamil dan melahirkan bergantung pada kebijakan negara, organisasi kesehatan hamil/kehamilan, dan kondisi masyarakat tempat wanita hamil tersebut tinggal. Kesehatan wanita hamil, dan kemampuannya untuk rnengikuti nasihat yang dianjurkan akan dipengaruhi oleh lingkungan sosial, keuangan, dan kebijakan perawatan kesehatarmya. Hamil/ memberi dampak kepada seluruh anggota keluarga dan masing-masing keluarga beradaptasi dan berimpretasi secara berbeda, bergantung pada budaya dan pengaruh tren sosial.

KONSEP DASAR MASA NIFAS


1.  Pengertian masa nifas
a.    Masa nifas disebut juga masa postpartum atau puerperium adalah masa sesudah persalinan, masa perubahan, pemulihan, penyembuhan, dan pengembalian alat-alat kandungan/reproduksi, seperti sebelum hamil yang lamanya 6 minggu atau 40 hari pasca persalinan (Jannah, 2011).
b.    Masa nifas adalah masa dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu (Saifuddin, 2010).
2.  Tujuan masa nifas
  1. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan psikologis bagi ibu dan bayi.
Dengan diberikannya asuhan, ibu akan mendapatkan fasilitas dan dukungan dalam upaya untuk menyesuaikan peran barunya sebagai ibu (pada kasus ibu dengan kelahiran anak pertama) dan pendampingan keluarga dalam membuat bentuk dan pola baru dengan kelahiran anak berikutnya. Jika ibu dapat melewati masa ini dengan baik maka kesejahteraan fisik dan psikologis bayi pun semakin meningkat.
  1. Pencegahan, diagnosa dini, dan pengobatan komplikasi pada ibu.
Dengan diberikannya asuhan pada ibu nifas, kemungkinan munculnya permasalahan dan komplikasi akan lebih cepat terdeteksi sehingga penanganannya pun dapat lebih maksimal.
  1. Merujuk ibu ke asuhan tenaga ahli bilamana perlu
Meskipun ibu dan keluarga mengetahui ada permasalahan kesehatan pada ibu nifas yang memerlukan rujukan, namun tidak semua keputusan yang diambil tepat, misalnya mereka lebih memilih untuk tidak datang ke fasilitas pelayanan kesehatan karena pertimbangan tertentu. Jika bidan senantiasa mendampingi pasien dan keluarga maka keputusan tepat dapat diambil sesuai dengan kondisi pasien sehingga kejadian mortalitas dapat dicegah.
  1. Mendukung dan memperkuat keyakinan ibu, serta memungkinkan ibu untuk mampu melaksanakan perannya dalam situasi keluarga dan budaya khusus.
Ketrampilan yang harus dikuasai oleh bidan, antara lain berupa materi pendidikan yang sesuai dengan kondisi pasien, teknik penyampaian, media yang digunakan, dan pendekatan psikologis yang efektif sesuai budaya setempat. Hal tersebut penting diperhatikan karena banyak pihak yang beranggapan bahwa jika bayi telah lahir dengan selamat, serta secara fisik ibu dan bayi tidak ada masalah maka tidak perlu lagi dilakukan pendampingan bagi ibu. Padahal bagi para ibu (terutama ibu baru), beradaptasi dengan peran barunya sangatlah berat dan membutuhkan suatu kondisi mental yang maksimal.
  1. Mendorong pelaksanaan metode yang sehat tentang pemberian makan anak, serta peningkatan pengembangan hubungan yang baik antara ibu dan anak.
Kesempatan untuk berkonsultasi tentang kesehatan, termasuk kesehatan anak dan keluarga akan sangat terbuka. Bidan akan mengkaji pengetahuan ibu dan keluarga mengenai upaya mereka dalam rangka peningkatan kesehatan keluarga. Upaya pengembangan pola hubungan psikologis yang baik antara ibu, anak, dan keluarga juga dapat ditingkatkan melalui pelaksanaan asuhan ini.

Senin, 21 September 2015

PERAN INISIASI MENYUSU DINI DALAM MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN BAYI


Oleh : Yuni Rahmawati


Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk 237,6 juta jiwa, hal tersebut menjadikan Indonesia menjadi negara dengan jumlah penduduk terbesar ke empat di dunia (Sensus Penduduk, 2010). Dengan penduduk yang banyak tersebut dapat menimbulkan berbagai permasalahan diantaranya derajat kesehatan yang masih rendah di Indonesia, antara lain masih tingginya angka kematian bayi (AKB). Masalah tingginya AKB di Indonesia terlihat pada hasil SDKI tahun 2012 sebesar 32 per 1000 kelahiran hidup.
Faktor penyebab utama kematian bayi di Indonesia adalah kematian neonatal sebesar 46,2%, diare sebesar 15,0%, dan pneumonia sebesar 12,7%. Dengan melihat data tersebut, maka diperlukan langkah-langkah nyata dalam upaya pencegahan kasus-kasus yang menyebabkan tingginya angka kematian bayi, khususnya angka kematian neonatal (BAPPENAS, 2010). Salah satu cara yang dapat dilakukan dalam hal ini adalah pemberian ASI pada satu jam pertama kelahiran atau sering disebut dengan Inisiasi Menyusu Dini (IMD). Pelaksanaan IMD merupakan awal keberhasilan dalam pemberian ASI eksklusif (Roesli, 2008).